21 Nov 2008

GANTUNGAN KUNCI PUJAAN HATI

Satu persatu nama-nama kami dipanggil oleh Bapak PKS I, namanya Pak Rudi, Pemegang DAN III Seni Bela Diri Karate Lemkari. Suaranya begitu tegas, cocok dengan postur tubuhnya yang gempal dan tinggi besar. Sedikit brewokkan dan kepala yang sudah botak, hanya rambu-rambut di sisi-sisi kepala yang tersisa, lainnya cuma kulit kepala. Sepintas lalu membuat perawakannya mirip dengan Indro Warkop. Mungkin karena sudah lama tidak latihan, perutnya agak menonjol ke luar, seperti sebuah sindrom para atlet jika sudah pensiun, buncit.

Hari itu cuaca cukup terik. Berbaris dalam antrian pembagian kelas merupakan hal yang paling membosankan. Untungnya ini adalah hari pertama kami akan belajar di SMP Negeri kedua tertua di kotaku setelah selama seminggu sebelumnya harus mengikuti penataran P4. Kegiatan yang lebih membosankan lagi.

Ya..selama seminggu kami harus menelan mentah-mentah ajaran doktrin tentang Pancasila. Aku menyikapinya dengan santai, karena kuanggap sebagai pelajaran PMP. Yang paling ku ingat adalah ketika pengajarnya mengajarkan tentang Wawasan Wiyata Mandala. Orangnya tinggi, celananya model cut bray warna coklat yang dikombinasikan dengan baju batik Korpri warna biru. Jambangnya tebal dan panjang serta dibentuk kayak jambang Elvis Presley. Untuk mempertegas wibawanya, ia memakai kacamata coklat yang besar, kayak bintang film tahun 60-an, jamannya The Beatles. Ia mengoceh laksana jenderal memberikan arahan kepada para prajurit yang kelelahan karena sudah bertempur habis-habisan.

Sialnya, ketika dia tengah asik berorasi, beberapa teman kami di pojok ruangan juga tengah asik mengobrol. Ntah dongeng apa yang mereka bicarakan sehingga antusiasnya melebihi antusias kami dalam mendengarkan orasi si Elvis Presley…Lho kok…memang nggak punya nama ? Sementara ini itu dulu namanya, karena sampai akhir penataran pun aku belum tahu namanya. Namanya aja jenderal, kita yang harus kenalan, bukan dia…

Dengan mata melotot dan raut wajah yang beringas, Elvis Presley mendatangi komplotan pendongeng di pojok itu, dan tiba-tiba ia menyerocos marah dan mengancam akan memberikan tindakan tegas. “Hai Bodat, nggak tau kamu saya lagi menerangkan di depan, seenaknya saja kamu bercerita di belakang. Kalian pikir ini main-main”. Suasana kelas yang tadinya sedikit riuh, tiba-tiba hening…sehening kuburan, kayak ada setan lewat. Spontan saja raut muka komplotan pendongeng tadi berubah drastis, dari kembang mekar menjadi seperti ayam disiram air. Loyo..letoy…dan tertunduk kalah…
Dalam suasana yang panas di dalam barisan, aku merasa kok namaku belum dipanggil-panggil, padahal sudah hampir lima belas menit. “Kelas IG, Petra, Heri, Anwar…”, Pak Rudi kembali dengan lantang memanggil nama-nama kami. Tepat pada abjad D aku terkesima melihat seorang gadis berlari kecil memasuki barisan kelas IG. Tubuhnya kecil bahkan boleh dibilang kurus. Kulitnya putih, rambutnya panjang dikucir kuda dengan ikat rambut warna merah jambu. Yang membuat aku terpesona bukan bentuk tubuhnya, tapi itu loh...wajahnya...kenapa ya...wajahnya itu innocent, suci, dan seperti terenyuh aku melihatnya. Bentuk mukanya oval, matanya tidak begitu besar, hidungnya mancung, dan gaya langkahnya sedikit manja. Siapa dia ya...Tapi yang telah membuat aku mengarahkan perhatian adalah gantungan kunci di resleting tas sandangnya yang lumayan banyak, sampai melebihi isi tasnya...”Cring..cring...cring...”, gantungan-gantungan kunci tersebut saling berbenturan karena banyak dan terguncang-guncang karena guncangan tas yang dibawa berlari-lari kecil.

Tiba-tiba Pak Rudi berteriak...”Alex Nio”. Dengan mendadak aku sadar dari lamunan, dan berlari ke barisan kelas IG. Rasanya kayak dapat durian jatuh yang udah ditunggu satu malaman. ”Satu kelas sama cewek yang udah bikin penasaran...siapa namnya ya...?..Ah ntar aja cari tahu”, gumamku dalam hati.

Semangat yang tadi mulai berpacu, saat ini lebih terpacu lagi, seperti mesin yang mendapat tambahan tenaga turbo, seperti pesawat Luke Skywalker yang masuk ke kecepatan cahaya..wuuuusss...penuh tenaga dan terus maju..maju...Oh pemilik tas gantungan kunci, siapa dirimu yang telah membuat gundah hatiku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar