27 Feb 2009

MEMILIH KAMERA UNTUK MEMOTRET

Sebagai orang awam dalam fotografi, memilih kamera merupakan sesuatu yang membingungkan, bahkan kadang-kadang menggunakan jalan pintas dengan menelan mentah-mentah rayuan iklan yang begitu menggiurkan. Dengan body yang aduhai dan sorot lensa yang tajam, cocok untuk menangkap segala macam objek tentu saja merupakan tawaran yang menggiurkan. Namun, begitu memiliki, rasanya ada penyesalan yang sulit dilampiaskan. Sebaiknya bersabar dan belajarlah dari pengalaman.

Memilih kamera sebenarnya tidaklah sulit, namun justru yang paling sulit adalah menentukan kebutuhan akan kamera itu sendiri. Karena, kamera yang dipilih tentunya adalah kamera yang dapat memenuhi kebutuhan kita, bukan karena informasi manis iklan yang selalu meracuni pikiran kita. Kebutuhan kamera dapat kita tentukan dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Anggaran dana untuk membeli kamera, dalam hal ini ada beberapa kategori yang diperhatikan yaitu :
a. Rp. 50.000 s/d Rp. 500.000,00  Kamera saku film.
b. Rp. 500.000,00 s/d Rp. 4.000.000  Kamera saku digital (point and shoot) atau kamera film professional.
c. Rp. 2.000.000,00 s/d Rp. 10.000.000,00  Kamera digital Prosumer (semi-pro).
d. Lebih dari Rp. 15.000.000,00  Kamera digital SLR Professional.
2. Ketertarikan terhadap objek yang akan difoto, misalnya :
a. Orang (model).
b. Peristiwa (jurnalis).
c. Benda (still life/arsitektur)
d. Pemandangan (landscape)
Dan lain-lain
3. Tingkat keterampilan dalam fotografi, apakah pemula atau professional. Jika pemula, pilihlah kamera yang tidak terlalu repot dalam mengatur settingnya, jika professional pilihlah kamera yang mempunyai tingkat pengaturan setting yang lengkap.
4. Pencetakan foto, apakah foto hanya akan dicetak maksimal ukuran 4R (ukuran kartu pos) atau sampai ukuran 10 R (10 inci) atau bahkan sampai ukuran baliho untuk reklame.
5. Tingkat mobilitas, apakah kamera ingin mudah dibawa-bawa atau yang berat dan berfitur lengkap. Pertimbangkan apakah kamera akan sering dibawa-bawa atau untuk memfoto di tempat yang tempat yang disediakan untuk memfoto (misalnya studio).
6. Fitur – fitur standar kamera
7. Fitur – fitu tambahan.
8. Ukuran resolusi foto yang dihasilkan (piksel foto), semakin besar piksel foto yang dihasilkan, foto akan semakin halus, tetapi harga semakin mahal.
9. Model dan resolusi LCD, semakin tinggi resolusi, semakin tajam hasil preview foto dan semakin mendekati hasil cetaknya. Model swivel (LCD yang dapat dikeluarkan, diputar dan dilipat di dalam kamera) merupakan pilihan bijak bila ingin mengambil foto pada sudut yang sulit.
10. Jangkauan pembesaran lensa (zoom). Lensa yang memilki jangkauan pembesaran yang tinggi mampu menangkap objek-objek dari jauh dengan jelas tetapi tidak mampu untuk menangkap objek dengan sudut lebar (luas jangkauan tangkapan kamera semakin mengecil).
Setelah kebutuhan ditentukan, maka perlu diketahui jenis – jenis kamera yang dapat memenuhi kebutuhan. Sesuai dengan media yang digunakan untuk menangkap cahaya, kamera tebagi menjadi dua kategori yaitu :
1. Kamera analog (film), menggunakan film seluloid untuk menangkap cahaya dan merekamnya menjadi foto. Untuk mencetak foto yang dihasilkan film tersebut harus diproses terlebih dahulu menjadi film negatif baru dapat dicetak ke media kerta foto. Secara umum, ada tiga jenis film yang sering digunakan yaitu :
a. Film B/W, untuk menghasilkan foto hitam putih.
b. Film warna, untuk menghasilkan foto berwarna.
c. Film positif, yaitu film yang dapat digunakan langsung untuk mencetak foto. Mempunyai risiko tinggi terhadap overexposure (foto terlalu terang) karena sensitif terhadap warna dan kontras cahaya.
Berdasarkan tingkat pemakaiannya, kamera film terbagi lagi menjadi :
a. Kamera saku, mempunyai fokus lensa tetap, pengaturannya serba otomatis dan mudah diatur. Cocok bagi mereka yang tidak ingin tahu kerumitan dan setting fotografi, cukup bidik dan foto (point and shoot), lensanya tidak dapat diganti dan berfokus tetap.
b. Kamera Pencari Jarak (Range Finder), adalah kamera yang saku yang memiliki kemampuan lensa dinamis karena memiliki jangkauan pembesarannya lebih tinggi dan berfokus dinamis (dapat diatur sesuai dengan posisi objek. Lensanya tidak dapat diganti dan berfokus dinamis.
c. Kamera SLR (Single Lens Reflex), yakni kamera yang memiliki kemampuan untuk mengganti lensanya sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk memotret jauh, dekat, pemandangan, orang, dan lain-lain. Hasil foto yang dihasilkan berkualitas tinggi karena pengaruh lensa yang sesuai dengan kebutuhan pemrotetan.
d. Kamera TLR (Twins Lens Reflex), adalah kamera yang memiliki dua lensa, salah satu lensanya digunakan untuk membidik dan yang lain untuk menangkap bayangan objek ke dalam film atau untuk menghasilkan efek seperti penglihatan mata.
2. Kamera digital, menggunakan sensor digital untuk menangka cahaya dan merekamnya menjadi foto. Ada dua jenis sensor yang digunakan yaitu CCD (Charge Couple Device) yang menghasilkan gambar berkualitas tinggi tetapi boros dalam penggunaan daya listrik, dan CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) yang beresolusi lebih rendah dari CCD tetapi memiliki efiseinsi penggunaan daya yang lebih tinggi dari CCD. Berdasarkan tingkat pemakaiannya, kamera digital terbagi menjadi :
a. Kamera digital saku (point and shoot), adalah kamera digital yang bekerja otomatis, baik setting dan pengaturannya, lebih mudah digunakan dan cocok untuk dibawa-bawa dan memotret event atau dokumentasi. Memiliki fokus dan lensa yang tetap (tidak dapat diganti).
b. Kamera digital prosumer (semi-professional) adalah kamera digital yang memiliki fitur pengaturan otomatis seperti pada kamera saku dan fitu pengaturan manual seperti kamera DSLR (professional), memiliki fokus yang dinamis dan tingkat pembesaran yang tinggi tetapi lensanya tidak dapat diganti.
c. Kamera digital SLR (DSLR), adalah kamera digital professiona, memiliki pengaturan otomatis dan manual yang lengkap dan kompleks, fokus dan jenis lensa dinamis dan dapat diganti sesuai dengan kebutuhan.
Dari bermacam-macam jenis kamera yang telah dijelaskan di atas, perhatian utama pemilihan kamera adalah kebutuhan dari pemakai itu sendiri namun ada beberapa arahan yang dapat dipertimbangkan untuk memilih kamera, antara lain :
1. Jika anda memiliki budget yang terbatas dan penggunaan kamera hanya terbatas untuk dokumentasi, pilihlah kamera saku yang beresolusi tinggi (ukuran piksel tinggi mis. Lebih dari 3 MP).
2. Jika anda senang memotret tapi tidak ingin repot dengan berbagai teknik pengaturan fotografi, pilihlah kamera saku yang memiliki ukuran piksel dan tingkat pembesaran (zoom) yang tinggi.
3. Zoom optical lebih baik daripada zoom digital, karena zoom optical melakukan pembesaran terhadap cahaya/bayangan objek yang ditangkap lensa, sedangkan zoom digital melakukan pembesaran terdahap gambar foto yang telah ditangkap sensor sehingga berisiko foto akan menjadi pudar (pecah) jika dicetak/ditampilkan dalam ukuran yang besar.
4. Perhatikan fitur – fitur umum kamera, misalnya :
a. Kecepatan rana (shutter speed), pilihlah kamera yang memiliki selisih kecepatan rana yang besar, artinya selisih antara kecepatan paling lambat dan paling cepatnya sangat besar, misalnya kecepatan lambatnya minimum 8 detik sedangkan kecepatan cepat maksimum 1/1000 detik. Hal ini akan meningkatkan kemampuan dalam menangkap objek bergerak atau objek yang kurang cahaya (suasana malam).
b. Bukaan diagfragma (apeture), pilihlah kamera yang memiliki selisih bukaan diafragma yang besar, misalnya bukaan maksimum adalah 1,5 sedangkan minimum adalah 15. Semakin besar selisih antara bukaan maksimum dan minimum kamera, maka kemampuan untuk meluaskan atau menyempitkan ruang tajam hasil foto. Jika ruang tajam kecil, maka hanya objek yang difokus saja yang tampak jelas, objek di luar titik fokus akan tampak kabur (blur), cocok untuk foto close up atau yang tidak ingin menonjolkan latarbelakang, sedangkan jika ruang tajam besar, maka seluruh objek yang difoto (latar depan dan latar belakang) akan tampak dengan jelas.
c. Kemampuan lampu kilat (flash), semakin jauh jangkauan lampu flash, semakin baik, namun perlu juga diperhatikan apakah lampu flash bersifat tetap atau bersifat dinamis (intensitasnya dapat diatur tergantung jarak kamera dengan objek). Perhatikan pula soket flash eksternal (hot soe) yang berguna untuk menampatkan lampu kilat tambahan jika lampu kilat internal masih kurang memadai. Termasuk juga kemampuan mereduksi efek mata merah pada saat pemotretan orang di kondisi kurang cahaya.
d. Setting manual, perlu juga diperhatikan karena suatu saat jika menginginkan settingan manual, kamera mampu mengakomodirnya.
e. White balance, kelengkapan auto scene, dan setting kualitas gambar diperlukan untuk memberikan efek khusus pada hasil foto.
f. Fitur-fitur lainnya yang ditawarkan oleh produk yang bersangkutan.
5. Usahakan untuk membandingkan tiga atau lebih merek atau model kamera yang kira-kira memenuhi kriteria kebutuhan kita.
6. Berhati-hatilah terhadap budget, pertimbangan menambah sedikit biaya untuk mendapatkan model dengan fitur yang lebih baik perlu diwaspadai karena biasanya mengakibatkan budget membengkak di luar kendali.
7. Bila memungkinkan, cobalah untuk menggunakan kamera yang menjadi nominasi pilihan anda dan pertimbangkan juga masukan dari teman, sahabat, saudara, atau pihak lainnya yang telah memiliki pengalaman menggunakan kamera khususnya dengan merek dan model yang kita inginkan.
Pilih dan dapatkan kamera idaman Anda dan rasakan momen-momen di dunia fotografi. Secanggih apapun peralatan Anda, faktor manusia tetap memegang peranan utama dalam menghasilkan foto yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar